Akhirnya terjadi, ketika beberapa mahasiswa harus menerima sanksi DIGAGALKAN MATA KULIAH-nya karena tertangkap berbuat curang saat ujian. Jadi teringat sebuah cerita tentang nilai kejujuran. Di-repost dari blog widhadyah.wordpress.com. Semoga bisa jadi pelajaran bersama.
——————————————————————————————————————
Arti sebuah Nilai!
Sempet ndengerin curcol seorang dosen tentang mahasiswanya yg intinya begini :
“Mahasiswa kalo nilai ujiannya jelek, bisanya protes, minta remidi, minta tugas tambahan, dsb!!”
Walaahhh.. menurut saya hal itu kok ya mahasiswai sekali (semacam : manusiawi). Target mahasiswa pada umumnya kan dapat nilai bagus, walopun suka lupa untuk kerja keras sebelum ujian, dan bukan pada saat ujian atau setelah ujian. Nah, hal itulah yang mendorong mahasiswa untuk melakukan segala hal agar tujuannya tercapai. Terserah, mau pake cara yg jujur, semi-jujur, nyebelin, semi-nyebelin, ngerepotin dosen.. Pokoknya wotever for d’sake of good marks. Hehehe *pengalaman pribadi*
As for me…
Pengalaman pribadi mengajarkan kalo untuk mahasiswa biasa2 saja (seperti saya ini), yg termasuk kategori bukan mahasiswa jenius, rajin, cerdas, cemerlang, dsb.. tidak ada standar nilai yang bisa dijadikan patokan. Nilai hasil ujian yang tertulis pada KHS (Kartu Hasil Studi) sedikit banyak adalah nilai kasihan dari dosen yang pengasih dan penyayang.
Hal diatas menjadi sebuah pemikiran karena, seringkali ketika merasa bisa dan lancar pada waktu ujian, nilainya malah tidak memuaskan. Tapi waktu kita menyerah pasrah pada hasil, karena nggombal di kertas ujian, nilai yg keluar malah memuaskan.. Jadi, pake standar apa nih??!! Dan sejak tahun ke-dua kuliah S1, saya tak percaya lagi pada nilai sendiri.. -.-”
Recent Comments